Setan memiliki 1001 cara untuk menjerat manusia ke dalam
perangkapnya, menggunakan berbagai macam strategi untuk menjeremuskan
manusia ke dalam kenistaan. Setan tahu persis kelemahan manusia yang cenderung memperturutkan
hawa nafsu, dia terus berusaha untuk menjauhkan manusia dari
aturan-aturan yang telah ditetapkan Allah Jalla wa ‘Ala. Khususnya kaum
wanita yang dijauhkan dari jati dirinya sebagai seorang muslimah yaitu
mengenakan hijab. Berikut ini tahapan-tahapannya.
I. Menghilangkan Definisi Hijab
Dalam tahap ini setan membisikkan kepada para wanita, bahwa pakaian apapun termasuk hijab (penutup) itu tidak ada kaitannya dengan agama, ia hanya sekadar pakaian atau mode hiasan bagi para wanita. Jadi tidak ada pakaian syar’i, pakaian ya pakaian, apa pun bentuk dan namanya.
Dalam tahap ini setan membisikkan kepada para wanita, bahwa pakaian apapun termasuk hijab (penutup) itu tidak ada kaitannya dengan agama, ia hanya sekadar pakaian atau mode hiasan bagi para wanita. Jadi tidak ada pakaian syar’i, pakaian ya pakaian, apa pun bentuk dan namanya.
Sehingga akibatnya, ketika zaman telah berubah, atau kebudayaan
manusia telah berganti, maka tidak ada masalah pakaian ikut ganti juga.
Demikian pula ketika seseorang berpindah dari suatu negeri ke negeri
yang lain, maka harus menyesuaikan diri dengan pakaian penduduknya,
apapun yang mereka pakai.
Berbeda halnya jika seorang wanita berkeyakinan, bahwa hijab adalah
pakaian syar’i (identitas keislaman), dan memakainya adalah ibadah bukan
sekedar mode. Biarpun hidup kapan saja dan di mana saja, maka hijab
syar’i tetap dipertahankan.
Apabila seorang wanita masih bertahan dengan prinsip hijabnya, maka setan beralih dengan strategi yang lebih halus. Caranya?
Pertama, Membuka Bagian Tangan
Telapak tangan mungkin sudah terbiasa terbuka, maka setan membisikkan kepada para wanita agar ada sedikit peningkatan model yakni membuka bagian hasta (siku hingga telapak tangan).
“Ah tidak apa-apa, kan masih pakai jilbab dan pakai baju panjang?
Begitu bisikan setan. Dan benar sang wanita akhirnya memakai pakain
model baru yang menampakkan tangannya, dan ternyata para lelaki yang
melihat nya juga biasa-biasa saja. Maka setan berbisik,” Tuh tidak
apa-apa kan?
Kedua, Membuka Leher dan Dada
Setelah menampakkan tangan menjadi kebiasaan, maka datanglah setan untuk membisikkan hal baru lagi. “Kini buka tangan sudah lumrah, maka perlu ada peningkatan model pakaian yang lebih maju lagi, yakni terbuka bagian atas dada kamu.”
Setelah menampakkan tangan menjadi kebiasaan, maka datanglah setan untuk membisikkan hal baru lagi. “Kini buka tangan sudah lumrah, maka perlu ada peningkatan model pakaian yang lebih maju lagi, yakni terbuka bagian atas dada kamu.”
Tapi jangan sebut sebagai pakaian terbuka, hanya sekedar sedikit
untuk mendapatkan hawa, agar tidak gerah. Cobalah! Orang pasti tidak
akan peduli, sebab hanya bagian kecil saja yang terbuka.
Maka dipakailah pakaian model baru yang terbuka bagian leher dan
dadanya dari yang model setengah lingkaran hingga yang model bentuk
huruf “V” yang tentu menjadikan lebih terlihat lagi bagian sensitif lagi
dari dadanya.
Ketiga, Berpakaian Tapi Telanjang
Setan berbisik lagi, “Pakaian kok hanya gitu-gitu saja, cari model atau bahan lain yang lebih bagus! Tapi apa ya? Sang wanita bergumam. “Banyak model dan kain yang agak tipis, lalu bentuknya dibuat yang agak ketat biar lebih enak dipandang,” setan memberi ide baru.
Setan berbisik lagi, “Pakaian kok hanya gitu-gitu saja, cari model atau bahan lain yang lebih bagus! Tapi apa ya? Sang wanita bergumam. “Banyak model dan kain yang agak tipis, lalu bentuknya dibuat yang agak ketat biar lebih enak dipandang,” setan memberi ide baru.
Maka tergodalah si wanita, di carilah model pakaian yang ketat dan
kain yang tipis bahkan transparan. “Nggak apa-apa kok, kan potongan
pakaiannya masih panjang, hanya bahan dan modelnya saja yang agak
berbeda, biar nampak lebih feminin,” begitu dia menambahkan. Walhasil
pakaian tersebut akhirnya membudaya di kalangan wanita muslimah, makin
hari makin bertambah ketat dan transparan, maka jadilah mereka wanita
yang disebut oleh Nabi sebagai wanita kasiyat ‘ariyat (berpakaian tetapi
telanjang).
Keempat, Agak di Buka Sedikit
Setelah para wanita muslimah mengenakan busana yang ketat, maka setan datang lagi. Dan sebagaimana biasanya dia menawarkan ide baru yang sepertinya segar dan enak, yakni dibisiki wanita itu, “Pakaian seperti ini membuat susah berjalan atau duduk, soalnya sempit, apa nggak sebaiknya di belah hingga lutut atau mendekati paha?” Dengan itu kamu akan lebih leluasa, lebih kelihatan lincah dan enerjik.”
Keempat, Agak di Buka Sedikit
Setelah para wanita muslimah mengenakan busana yang ketat, maka setan datang lagi. Dan sebagaimana biasanya dia menawarkan ide baru yang sepertinya segar dan enak, yakni dibisiki wanita itu, “Pakaian seperti ini membuat susah berjalan atau duduk, soalnya sempit, apa nggak sebaiknya di belah hingga lutut atau mendekati paha?” Dengan itu kamu akan lebih leluasa, lebih kelihatan lincah dan enerjik.”
Lalu dicobalah ide baru itu, dan memang benar dengan dibelah mulai
bagian bawah hingga lutut atau mendekati paha ternyata membuat lebih
enak dan leluasa, terutama ketika akan duduk atau naik ke jok mobil.
“Yah tersingkap sedikit nggak apa-apa lah, yang penting enjoy,” katanya.
Inilah tahapan awal setan merusak kaum wanita, hingga tahap ini
pakaian masih tetap utuh dan panjang, hanya model, corak, potongan dan
bahan saja yang dibuat berbeda dengan hijab syar’i yang sebenarnya.Maka
kini mulailah setan pada tahapan berikutnya.
II. Terbuka Sedikit Demi Sedikit
Kini setan melangkah lagi, dengan trik dan siasat lain yang lebih ampuh, tujuannya agar para wanita menampak kan bagian aurat tubuhnya.
Kini setan melangkah lagi, dengan trik dan siasat lain yang lebih ampuh, tujuannya agar para wanita menampak kan bagian aurat tubuhnya.
Pertama, Membuka Telapak Kaki dan Tumit
Setan Berbisik kepada para wanita, “Baju panjang benar-benar membuat repot, kalau hanya dengan membelah sedikit bagiannya masih kurang leluasa, lebih enak kalau di potong saja hingga atas mata kaki.” Ini baru agak longgar. “Oh ada yang kelupaan, kalau kamu bakai baju demikian, maka jilbab yang besar tidak cocok lagi, sekarang kamu cari jilbab yang kecil agar lebih serasi dan gaul, toh orang tetap menamakannya dengan jilbab.”
Setan Berbisik kepada para wanita, “Baju panjang benar-benar membuat repot, kalau hanya dengan membelah sedikit bagiannya masih kurang leluasa, lebih enak kalau di potong saja hingga atas mata kaki.” Ini baru agak longgar. “Oh ada yang kelupaan, kalau kamu bakai baju demikian, maka jilbab yang besar tidak cocok lagi, sekarang kamu cari jilbab yang kecil agar lebih serasi dan gaul, toh orang tetap menamakannya dengan jilbab.”
Maka para wanita yang terpengaruh dengan bisikan ini buru-buru
mencari model pakaian yang dimaksudkan. Tak ketinggalan sepatu hak
tinggi, yang kalau untuk berjalan mengeluarkan suara yang menarik
perhatian orang.
Sambungan (II Terbuka Sedikit Demi Sedikit)
Kedua, Membuka Seperempat Hingga Separuh Betis
Terbuka telapak kaki telah biasa ia lakukan, dan ternyata orang-orang yang melihat juga tidak begitu peduli. Maka setan kembali berbisik, “Ternyata kebanyakan manusia menyukai apa yang kamu lakukan, buktinya mereka tidak bereaksi apa-apa, kecuali hanya beberapa orang. Kalau langkah kakimu masih kurang leluasa, maka cobalah kamu cari model lain yang lebih enak, bukankah kini banyak rok setengah betis dijual di pasaran? Tidak usah terlalu mencolok, hanya terlihat kira-kira sepuluh senti saja.” Nanti kalau sudah terbiasa, baru kamu cari model baru yang terbuka hingga setengah betis.”
Terbuka telapak kaki telah biasa ia lakukan, dan ternyata orang-orang yang melihat juga tidak begitu peduli. Maka setan kembali berbisik, “Ternyata kebanyakan manusia menyukai apa yang kamu lakukan, buktinya mereka tidak bereaksi apa-apa, kecuali hanya beberapa orang. Kalau langkah kakimu masih kurang leluasa, maka cobalah kamu cari model lain yang lebih enak, bukankah kini banyak rok setengah betis dijual di pasaran? Tidak usah terlalu mencolok, hanya terlihat kira-kira sepuluh senti saja.” Nanti kalau sudah terbiasa, baru kamu cari model baru yang terbuka hingga setengah betis.”
Benar-benar bisikan setan dan hawa nafsu telah menjadi penasehat
pribadinya, sehingga apa yang saja yang dibisikkan setan dalam jiwanya
dia turuti. Maka terbiasalah dia mema-kai pakaian yang terlihat separuh
betisnya kemana saja dia pergi.
Ketiga, Terbuka Seluruh Betis
Kini di mata si wanita, zaman benar-benar telah berubah, setan telah berhasil membalikkan pandangan jernihnya. Terkadang sang wanita berpikir, apakah ini tidak menyelisihi para wanita di masa Nabi dahulu.
Kini di mata si wanita, zaman benar-benar telah berubah, setan telah berhasil membalikkan pandangan jernihnya. Terkadang sang wanita berpikir, apakah ini tidak menyelisihi para wanita di masa Nabi dahulu.
Namun buru-buru bisikan setan dan hawa nafsu menyahut, “Ah jelas
enggak, kan sekarang zaman sudah berubah, kalau zaman dulu para lelaki
mengangkat pakaiannya hingga setengah betis, maka wanitanya harus
menyelisihi dengan menjulurkannya hingga menutup telapak kaki, tapi kini
lain, sekarang banyak laki-laki yang menurunkan pakaiannya hingga bawah
mata kaki, maka wanitanya harus menyelisihi mereka yaitu dengan
mengangkatnya hingga setengah betis atau kalau perlu lebih ke atas lagi,
sehingga nampak seluruh betisnya.”
Tetapi… apakah itu tidak menjadi fitnah bagi kaum laki-laki,” gumamnya.
“Fitnah? Ah itu kan zaman dulu, di masa itu kaum laki-laki tidak suka
kalau wanita menampakkan auratnya, sehingga wanita-wanita mereka lebih
banyak di rumah dan pakaian mereka sangat tertutup. Tapi sekarang sudah
berbeda, kini kaum laki-laki kalau melihat bagian tubuh wanita yang
terbuka malah senang dan mengatakan ooh atau wow, bukankah ini berarti
sudah tidak ada lagi fitnah, karena sama-sama suka? Lihat saja model
pakaian di sana-sini, dari yang di emperan hingga yang yang bermerek
kenamaan, seperti Kristian Dior, semuanya menawarkan model yang
dirancang khusus untuk wanita maju di zaman ini. Kalau kamu tidak
mengikuti model itu akan menjadi wanita yang ketinggalan zaman.”
Demikianlah, maka pakaian yang menampakkan seluruh betis biasa dia
kenakan, apalagi banyak para wanita yang memakainya dan sedikit sekali
orang yang mempermasalahkan itu. Kini tibalah saatnya setan melancarkan
tahap terakhir dari siasatnya untuk melucuti hijab wanita.
III. Serba Mini
Setelah pakaian yang menampak kan betis menjadi pakaian sehari-hari dan dirasa biasa-biasa saja, maka datanglah bisikan setan yang lain. “Pakaian membutuhkan variasi, jangan itu-itu saja, sekarang ini modelnya rok mini, dan agar serasi rambut kepala harus terbuka, sehingga benar-benar kelihatan indah.”
Setelah pakaian yang menampak kan betis menjadi pakaian sehari-hari dan dirasa biasa-biasa saja, maka datanglah bisikan setan yang lain. “Pakaian membutuhkan variasi, jangan itu-itu saja, sekarang ini modelnya rok mini, dan agar serasi rambut kepala harus terbuka, sehingga benar-benar kelihatan indah.”
Maka akhirnya rok mini yang menampakkan bagian bawah paha dia pakai,
bajunya pun bervariasi, ada yang terbuka hingga lengan tangan, terbuka
bagian dada sekaligus bagian punggung nya dan berbagai model lain yang
serba pendek dan mini.
Koleksi pakaiannya sangat beraneka ragam, ada pakaian pesta,
berlibur, pakaian kerja, pakaian resmi, pakaian malam, sore, musim
panas, musim dingin dan lain-lain, tak ketinggalan celana pendek separuh
paha pun dia miliki, model dan warna rambut juga ikut bervariasi,
semuanya telah dicoba. Begitulah sesuatu yang sepertinya mustahil untuk
dilakukan, ternyata kalau sudah dihiasi oleh setan, maka segalanya
menjadi serba mungkin dan diterima oleh manusia.
Hingga suatu ketika, muncul ide untuk mandi di kolam renang terbuka
atau mandi di pantai, di mana semua wanitanya sama, hanya dua bagian
paling rawan saja yang tersisa untuk ditutupi, kemaluan dan buah dada.
Mereka semua mengenakan pakaian yang sering disebut dengan “bikini”.
Karena semuanya begitu, maka harus ikut begitu, dan na’udzu billah
bisikan setan berhasil, tujuannya tercapai, “Menelanjangi Kaum Wanita.”
Selanjutnya terserah kamu wahai wanita, kalian semua sama, telanjang di
hadapan laki-laki lain, di tempat umum. Aku berlepas diri kalau nanti
kelak kalian sama-sama di neraka. Aku hanya menunjukkan jalan, engkau
sendiri yang melakukan itu semua, maka tanggung sendiri semua dosamu”
Setan tak mau ambil resiko.
Penutup
Demikian halus, cara yang digunakan syaitan, sehingga manusia terjeru-mus dalam dosa tanpa terasa. Maka hendaklah kita semua, terutama Muslimah sebagai saudari yang tentunya tidak menginginkan saudarinya dalam kemaksiatan kepada Allah Jalla wa ‘Ala, segera secepatnya diambil tindakan.
Demikian halus, cara yang digunakan syaitan, sehingga manusia terjeru-mus dalam dosa tanpa terasa. Maka hendaklah kita semua, terutama Muslimah sebagai saudari yang tentunya tidak menginginkan saudarinya dalam kemaksiatan kepada Allah Jalla wa ‘Ala, segera secepatnya diambil tindakan.
Jangan biarkan berlarut-larut, karena kalau dibiarkan dan telah
menjadi kebiasaan, maka sangat sulit bagi kita untuk mengatasinya.
Membiarkan mereka membuka aurat berarti merelakan mereka mendapatkan
laknat Allah, kasihanilah mereka, selamatkan para wanita muslimah,
jangan jerumuskan mereka ke dalam kebinasaan yang menyeng-sarakan, baik
di dunia maupun di akhirat.
Wallahu a’lam bis shawab
Wallahu a’lam bis shawab
Tidak ada komentar:
Posting Komentar