Selasa, 10 Januari 2012

Badai Matahari Akan Menerjang Bumi di Tahun ini

Badai Matahari mungkin tak akan melenyapkan Bumi, hanya berpotensi menimbulkan gangguan telekomunikasi, navigasi, dan kelistrikan. Tapi bagaimana dampak badai Matahari bagi Bulan yang ukurannya lebih kecil dan tidak memiliki atmosfer? Akankah badai Matahari melenyapkan Bulan?

Studi terdahulu mengungkap bahwa angin Matahari yang memiliki muatan bisa mengakibatkan material di permukaan Bulan terlontar. Studi terbaru NASA mengungkap bahwa dengan prosentase ion berat seperti helium, oksigen, dan besi yang lebih tinggi, maka badai Matahari bisa melontarkan lebih banyak material dari Bulan.

"Kami menemukan bahwa ketika awan plasma yang sangat massif ini mengenai Bulan, ia beraksi seperti 'penghambur pasir' dan segera mengangkat material mudah menguap dari permukaan Bulan," kata William Farrel, pimpinan Dynamic Response of the Environment at the Moon (DREAM) dari NASA Goddard Space Flight Center.


Farrel yang terlibat penelitian terbaru NASA tersebut seperti dikutip National Geographic, Jumat (9/12/2011), menuturkan, "Model yang dikembangkan memprediksi bahwa 100 - 200 ton material Bulan, atau setara dengan muatan 10 bak truk, bisa terhambur akibat lontaran massa korona besar selama 2 hari."

Rosemary Killen, juga dari NASA Goddard Space Flight Center, mengatakan bahwa sekali terhambur, 90 persen massa material Bulan terbang ke angkasa. Partikel itu akan terionisasi, tertarik bersama angin Matahari. Partikel tersebut ada dalam bentuk atomik, jadi tidak memproduksi hujan meteor.

Hasil studi ini masih harus diuji lagi. Tahun 2013 adalah puncak aktivitas Matahari, di mana frekuensi badai Matahari juga akan meningkat, Wahana Lunar Atmosphere and Dust Environment Explorer (LADEE) akan membuktikan kebenaran studi ini. Jika benar, maka partikel bisa mencapai ketinggian 20-50 km dari permukaan Bulan.

Nah, lalu, apakah dengan terlontarnya material Bulan ke angkasa ini akan melenyapkan Bulan? Tidak. Jumlah partikel yang terlontar sangat kecil dibandingkan massa Bulan keseluruhan. Di samping itu, material yang terlontar akan menyeimbangkan partikel yang masuk dari meteorit dan angin Matahari sendiri.

Jadi, Bulan tidak akan lenyap atau tererosi secara perlahan kemudian hilang. Bahkan, jejak pendaratan astronot di Bulan masih akan ada dan bisa terlihat hingga jutaan tahun mendatang, bila manusia masih punya kesempatan melihatnya. Demikian studi yang diterbitkan di Journal of Geophysical Research-Planet itu.

Secara terpisah, astrofisikawan Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan) mengatakan bahwa badai Matahari justru akan berefek pada planet lain yang tidak memiliki medan magnet. Atmosfer dari planet-planet tersebut akan terkikis sedikit demi sedikit.

"Badai matahari yang masuk itu, kan, merupakan partikel energetik. Ini memungkinkan terjadinya penghilangan atmosfer, penghapusan sedikit demi sedikit. Atmosfer planet-planet itu akan makin menipis," kata Thomas saat dihubungi Kompas.com, Rabu (4/1/2012) hari ini.

Bagi Bumi, efek yang sama tidak terjadi. Sebabnya, Bumi memiliki medan magnet yang diperoleh karena inti Bumi memiliki banyak kandungan besi. Sementara, bagi planet gas seperti Jupiter, badai Matahari juga takkan begitu berpengaruh karena jarak Matahari dan Jupiter yang sangat jauh

Apa dampak Badai Matahari 2012 terhadap BUMI?
Sebenarnya jika kita belajar dari sejarah, badai matahari sudah pernah terjadi pada tahun 1959 dan 1989. Pada tahun 1259 badai matahari tidak begitu berdampak pada aktifitas kehidupan di bumi, karena pemakaian listrik yang sangat minim. Tetapi, pada tahun 1989 badai matahari mulai dirasakan, yaitu enam juta orang hidup tanpa listrik, itupun tidak berlangsung lama, hanya sembilan jam.

Isu kiamat 2012 yang sempat ramai diperbincangkan membuat beberapa orang menghubung-hubungkan dengan fenomena badai matahari 2012. Tetapi hal yang sebenarnya terjadi, menurut Peneliti Utama Astronomi-Astrofisika Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN), Thomas Djamaluddin:
“…dalam kondisi maksimum itu dapat mengganggu manusia, terutama pada teknologi antariksa,”
artinya teknologi yang memakai satelit akan terganggu seperti telepon terputus, siaran radio, dan televisi menjadi rusak, bahkan internet sekalipun.

Persiapan menuju Badai Matahari 2012 ....
Dikatakan para ahli bahwa dari Matahari, milyaran partikel alektron sampai ke lapisan ionosfer Bumi dalam waktu empat hari, Dampak dari serbuan dari partikel elektron ini di kutub berlangsung beberapa hari. Selama itu, bisa dilakukan langkah-langkah antisipasi untuk mengurangi dampak yang ditimbulkan.

Mengantisipasi munculnya badai antariksa itu, LAPAN tengah membangun Pusat Sistem Pemantau Cuaca Antariksa Terpadu di pusat Pemanfaatan Sains Antariksa LAPAN Bandung. Objek yang dipantau antara lain lapisan Ionosfer dan geomagnetik, serta gelombang radio. Sistem ini akan beroperasi penuh pada Januari 2009 mendatang.

Langkah antisipasi LAPAN yang telah dilakukan adalah menghubungi pihak-pihak yang mungkin akan terkena dampak dari muncul badai antariksa ini, yakni Dephankam, TNI,Dephub, PLN, dan Depkominfo, serta Pemda.

Saat ini pelatihan bagi aparat pemda yang mengoperasikan radio HF telah dilakukan sejak lama, kini telah ada sekitar 500 orang yang terlatih menghadapi gangguan sinyal radio. PLN harus melakukan sosialisasi ke masyarakat akan adanya pemutusan berkala demi mengurangi dampak badai antariksa ini.
Penerbangan dan pelayaran yang mengandalkan GPS sebagai sistem navigasihendaknya menggunakan sistem manual ketika badai antariksa terjadi dalam memandu tinggal landas atau pendaratan pesawatterbang.
Perubahan densitas elektron akibat cuaca antariksa dapat mengubah kecepatan gelombangradio ketika melewati ionosfer sehingga menimbulkan delay propagasi pada sinyal GPS. Perubahan ini mengakibatkan penyimpangan pada penentuan jarak dan posisi. Selain itu, komponen mikroelektronika pada satelit navigasi dan komunikasi akan mengalami kerusakan sehingga mengalami percepatan masa pakai, sehingga bisa tidak berfungsi lagi.

Saat ini LAPAN telah mengembangkan pemodelan perencanaan penggunaan frekuensi untuk menghadapi gangguan badai matahari tinggi untuk komunikasi radio HF.Semoga pemerintah dalam hal ini dari BPPT, Menteri Kesehatan, Menteri Dalam Negeri, Menteri mempersiapkan segalanya untuk mengantisipasi apabila badai matahari 2012 benar tejadi

Bagaimana kita mensikapi Badai Matahari 2012?
Sebagai mahluk yang beriman kita sepantasnya lebih mendekatkan diri kepada Tuhan, maksudnya, apapun hal-hal yang nantinya terjadi kita tetap percaya bahwa kiamat hanya ada pada-NYA dan DIA-lah yang mengetahui hari itu terjadi.

Sepantasnya kita menanggapi isu-isu tentang badai matahari 2012 disikapi secara wajar, jika dulu orang-orang terbiasa tidak memakai listrik, dan mereka bisa, kenapa kita tidak? istilah kerennya back to nature. Hal yang pasti akan paling dirasakan jika badai matahari 2012 membuat satelit lumpuh adalah sharing informasi.

Sekarang kita bisa memperoleh informasi begitu mudahnya, internet menjadikan lalu lintas informasi sangat cepat. Mungkin jika nanti kita tidak bisa memakai internet, tv, atau radio sekali pun informasi yang beredar akan seperti dulu memakai koran.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

ans!!