Jumat, 18 Oktober 2013

Cacian Para Munafiqun Terhadap Ummulmukminin Aisyah Ra

Kaum Munafiqun senantiasa menjejalkan propaganda-propaganda persatuan Islam. Misalnya dengan menggunakan slogan-slogan Darut Taqrib, Risalah Amman, fatwa Syaikh Al Azhar, dan sebagainya. Namun, slogan-slogan itu sepertinya hanyalah bagian dari tindakan taqiyah ( Berbohong ) untuk menghancurkan Islam.

Seperti mencela isteri Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam. Ummul Mukminin ‘Aisyah ra adalah diantara shahabiyah yang paling dibenci oleh Para Munafiqun, seperti kata mereka :.

“Aisyah itu sangat pencemburu, kalau mau mencontoh istri yang pencemburu contohlah Aisyah,”

mereka menyebut Aisyah adalah pencemburu yang membuat makar... Selanjutnya mereka berkata :


“Begitu cemburunya sampai ada-lah beberapa perilaku Aisyah itu yang menyedihkan hati Nabi. Kadang-kadang cemburunya disusul dengan manuver-manuver, manuver itu apa bahasa…. bahasa Arabnya “makar”. Disusul dengan beberapa makar. Pernah datang seorang perempuan,  namanya Juwairiyah. Dia adalah anak seorang pemimpin yang kemudian bergabung masuk Islam, dan pemimpin itu menghadiahkannya kepada Nabi Shallallahu Alaihi wa Alihi wa Sallam.”

Ia juga menyebut Aisyah melakukan blasphemy, yakni ucapan orang kafir yang mencela Tuhan.

Kaum munafiq itu berkata, “Dalam Al Qur’an kan ada ayat: Dan kalau perempuan itu menghadiahkan dirinya kepadamu hai Nabi, Jadi bolehlah Nabi memilihnya kalau ia kehendaki. Waktu itu Aisyah membaca wahyu itu, kemudian dia datang menemui Nabi, “Betapa cepatnya Tuhanmu memenuhi hawa nafsumu.” Jadi itu dikatakannya kepada Nabi. Bayangkan! Jadi itu seorang Nabi mau berhadapan dengan seorang istri yang melakukan blasphemy. Jadi blasphemyitu, saya mohon maaf, saya emang agak ilmiah. Blasphemy itu ucapan-ucapan yang merendahkan Tuhan yang diucapkan sebetulnya oleh orang-orang kafir.  Ada sebuah buku yang berjudul “Sejarah Blasphemy Sepanjang Zaman,” sejak zaman Yunani dulu sampai zaman modern, orang-orang yang mengecam dan mencaci tuhan. Tentu kami tidak ingin memasukkan Aisyah dalam salah satu riwayat itu, tapi dia itu berkata kepda Rasulullah karena cemburunya, “Betapa cepatnya Tuhan memenuhi hawa nafsumu.”

Mereka kaum munafiq mengatakan bahwa Aisyah melakukan makar terhadap tokoh bernama Juwairiyah itu, serta mengatakan makar perempuan perempuan itu lebih dahsyat dari Setan.

“Aisyah itu adalah orang yang sangat pencemburu, dan ketika ia datang, ditemuinya Juwiriyah itu dengan baik dia temui, dan ketika bertemu dengannya, berbaik-baikanlah, pura-pura baik, kemudian dia berkata, “Nantinya kalau kamu sudah menikah dengan Nabi dan misalnya Nabi mau mendekati kamu atau menyentuh kamu,  Nabi itu paling seneng jika kamu mengucapkan doa ini: “A’udzu billahi minka… Aku berlindung kepada Allah daripada engkau”. Lalu setelah itu, begitu mendengar itu dan ketika berdua bersama Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam dan Rasulullah mau memegang tangannya, ia berkata seperti yang diajarkan Aisyah “Aku berlindung kepada Allah daripada engkau.”  Dan kemudian Rasulullah mengirimkan Juwairiyah kepada keluarganya kembali dan katanya dia meninggal karena penderitaan hatinya, ditolak oleh Rasulullah , disuruh pergi, itu karena makarnya (Aisyah). Karena itu di dalam Al-Qur’an:  “Inna kaidasy syaithani kana dha’ifa…Tipuan setan itu lemah”, tapi tentang perempuan “Inna
kaidakunna la’azhim,” dalam surat Yusuf, “Sesungguhnya tipuan kalian itu dahsyat.” Perempuan-perempuan itu dahsyat dan setan aja lemah, tipuan perempuan jauh lebih dahsyat dari tipuan setan.”

Kemudian Para munafiqun melanjutkan,

“Dan ini mungkin ini agak mengejutkan kepada Anda karena cerita ini tidak sama dengan cerita yang didengar oleh para ustadz yang lain, tapi mau diberitahukan atau tidak ya? Pokoknya di antara istri Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Alihi wa Sallam, saya lagi mencari kata-kata yang paaaling halus (begitu intonasi suaranya), …….. Aisyah itu perempuan yang tidak begitu cantik, jadi berbeda dengan riwayat kita bahwa Aisyah adalah istri Nabi yang paling cantik, kulitnya item, dan dia sering menghias wajahnya dengan akar kayu yang kemerah-merahan untuk memerahi , sebagaimana kebiasaan orang-orang kulit hitam sampai sekarang menghiasi mukanya dengan ….(tidak jelas)… Dan Aisyah senangnya dengan sejenis kayu pencelup yang kalau diusapkan dan digosokkan di sini (pipi) akan menjadi merah. Sehingga kayu itu disebut humaira, kayu yang kemerah-merahan dan Rasulullah memanggil Aisyah dengan tanda kemerah-merahan di wajahnya karena bekas goresan kayu itu, jadi dia memanggilnya: “Ya, Humaira.”


Bagaimana Reaksi Ulama !!!

Menanggapi ceramah Para Munafiqun yang menghina ‘Aisyah tersebut,, Ustadz Muhammad Istiqamah, mengatakan bahwa pernyataan itu sangat berbahaya.

“Cara seperti ini adalah sarana untuk merusak tatanan ajaran Islam, merusak citra sahabat, Ahlul Bait dan kehormatan istri Rasulullah, padahal beliau termasuk di antara para perawi hadis Nabi yang meriwayatkan ribuan hadis tentang ajaran Islam yang sangat penting. Hingga jika Aisyah dianggap tidak kredibel dan tidak dipercaya lagi bahkan dianggap kafir oleh orang munafiq tersebut, maka hilanglah ribuan hadis yang menjadi syariat agama kita, hilanglah banyak ucapan-perbuatan nabi, bahkan akan hilang hadis yang menceritakan keutamaan Ali, Fathimah, Hasan dan Husain; Hadis Kisa’ yang diriwayatkan oleh Aisyah radhiyallahu ‘anha,”

Para ulama juga menyatakan bahwa para munafiqun sengaja berdusta mengenai kisah Juwairiyah (seharusnya Juniyah) tersebut, padahal seharusnya riwayatnya adalah sebagai berikut:

    Dari Hamzah bin Abu Sa’id bahwasanya Abu Sa’id pernah bersama nabi di sebuah kebun. Kemudian didatangkan padanya Juniyyah. Kemudian diantar ke kebun milik Umaimah binti Nu’man bin syarahbil, ia berada di atas kendaraannya. Kemudian Rasulullah menemuinya. Nabi bersabda: “Hibahkanlah dirimu untukku.” Ia menjawab: “Apakah seorang ratu menghibahkan dirinya kepada rakyat?” Kemudian nabi ingin meletakkan tangannya agar ia bersikap tenang, lalu wanita tadi berkata: “Saya berlindung kepada Allah darimu.” Rasulullah bersabda: “Engkau telah berlindung dengan sebuah doa perlindungan,” lalu Nabi keluar dan berkata kepada Abu Sa’id: “Wahai Abu Said, pulangkan ia kekeluarganya.”

Di dalam Zaadul Ma’ad dijelaskan bahwa Nabi belum menikahinya, nabi hanya ingin melamarnya, namun karena wanita itu tidak tahu siapa yang diajaknya bicara ia berkata kurang sopan. ( Zaadul Ma’ad, juz 5 hal. 289)

Di dalam riwayat tersebut tidak disebutkan nama Aisyah sama sekali.






Mengenai ciri fisiknya : cukup lah hal ini berdasarkan Sabda Nabi Saw : " Aku melihat putihnya telapak tangan Aisyah di Surga " ( HR.Ahmad 6/138, no.25120 )


Cukup Lah Firman Allah SWT yang telah membela mu wahai Ibunda di dalam Surah An-Nur  Allah Berfirman :

24:11. Sesungguhnya orang-orang yang membawa berita bohong itu adalah dari golongan kamu juga. Janganlah kamu kira bahwa berita bohong itu buruk bagi kamu bahkan ia adalah baik bagi kamu. Tiap-tiap seseorang dari mereka mendapat balasan dari dosa yang dikerjakannya. Dan siapa di antara mereka yang mengambil bahagian yang terbesar dalam penyiaran berita bohong itu baginya azab yang besar.

24:12. Mengapa di waktu kamu mendengar berita bohong itu orang-orang mukminin dan mukminat tidak bersangka baik terhadap diri mereka sendiri, dan (mengapa tidak) berkata: “Ini adalah suatu berita bohong yang nyata.”

24:13. Mengapa mereka (yang menuduh itu) tidak mendatangkan empat orang saksi atas berita bohong itu? Oleh karena mereka tidak mendatangkan saksi-saksi maka mereka itulah pada sisi Allah orang-orang yang dusta.

24:14. Sekiranya tidak ada karunia Allah dan rahmat-Nya kepada kamu semua di dunia dan di akhirat, niscaya kamu ditimpa azab yang besar, karena pembicaraan kamu tentang berita bohong itu.

24:15. (Ingatlah) di waktu kamu menerima berita bohong itu dari mulut ke mulut dan kamu katakan dengan mulutmu apa yang tidak kamu ketahui sedikit juga, dan kamu menganggapnya suatu yang ringan saja.  Padahal dia pada sisi Allah adalah besar.

24:16. Dan mengapa kamu tidak berkata, di waktu mendengar berita bohong itu: “Sekali-kali tidaklah pantas bagi kita memperkatakan ini. Maha Suci Engkau (Ya Tuhan kami), ini adalah dusta yang besar.”

24:17. Allah memperingatkan kamu agar (jangan) kembali memperbuat yang seperti itu selama-lamanya, jika kamu orang-orang yang beriman,

24:18. dan Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepada kamu. Dan Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana.

24:19. Sesungguhnya orang-orang yang ingin agar (berita) perbuatan yang amat keji itu tersiar di kalangan orang-orang yang beriman, bagi mereka azab yang pedih di dunia dan di akhirat. Dan Allah mengetahui, sedang, kamu tidak mengetahui.

24:20. Dan sekiranya tidaklah karena karunia Allah dan rahmat-Nya kepada kamu semua, dan Allah Maha Penyantun dan Maha Penyayang, (niscaya kamu akan ditimpa azab yang besar).

Walaupun dahulu engkau pernah berkata wahai ummum mukminin ra : "Demi Allah, aku tidak pernah menyangka akan diturunkan suatu wahyu yang akan selalu dibaca perihal persoalanku ini. Sungguh persoalanku ini terlalu remeh untuk difirmankan oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala menjadi sesuatu yang akan selalu dibaca. Sebenarnya yang aku harapkan ialah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bermimpi di dalam tidurnya yang di dalam mimpi tersebut Allah Subhanahu wa Ta’ala membebaskanku dari tuduhan tersebut.”

 .... Inilah Ibrah ( Pelajaran ) dari peristiwa Tuduhan keji terhadap mu ya Ummulmukminin pada masa Rasulullah Saw, Allah ingin membantah dan mensucikan engkau setiap hari didalam mesjid mesjid dimana firman ini dibacakan kepada kaum muminin dan mukminat bahwa engkau bebas dari segala tuduhan hina dan cacian mereka terhadap mu sampai akhir zaman. Dan Allah Maha Mengetahui...

“Mungkin inilah kebiasaan orang-orang Munafiq, selalu mencari-cari jalan untuk bisa dijadikan alasan mencela dan menghina sahabat dan istri nabi, meskipun itu dengan berbohong. Bahkan saking kurang ajarnya, mereka menyamakan tipu daya Aisyah dengan tipu daya setan, bahkan katanya tipu daya wanita itu lebih besar dan lebih jahat,”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

ans!!